Sabtu, 09 Juli 2011

Minat Sosial

Minat Sosial
Adler memandang manusia lebih dipengaruhi oleh dorongan sosial daripada dorongan biologis. Ia menganggap bahwa potensi untuk minat sosial telah dibawa sejak lahir. Namun tingkat potensi bawaan lahir bagi perasaan sosial dicapai tergantung pada sifat dasar pengalaman sosial anak sejak dini. Tidak ada manusia yang bisa melepaskan diri sama sekali dari orang lain, menurut Adler atau kewajiban terhadap mereka. Sejak awal hidupnya, manusia telah berhubungan dengan manusia lain dalam keluarga, suku dan bangsa. Sebuah komunitas sangat diperlukan manusia untuk perlindungan dan untuk mencapai tujuan pertahanan. Jadi, hal itu selalu dibutuhkan oleh manusia untuk bekerjasama, dan kerjasama ini adalah apa yang Adler maksud sebagai minat sosial.
Di awal kelahiran, bayi menemukan dirinya di dalam situasi yang membutuhkan orang lain. Awalnya ibu, lalu anggota keluarga lain, dan terakhir rumahnya. Dalam masa pertumbuhan, kita tidak dapat berfungsi dengan baik dalam pengasingan dan harus mengembangkan minat sosial. Segalanya kita lakukan untuk ketenangan hidup kita yang terletak di dalam kerangka orang lain. Semua aspek-aspek dari karakter kita atau gaya hidup menampakkan tingkat dari perkembangan perasaan sosial kita.
Adler mencatat pengaruh penting dari ibu sebagai orang pertama yang dengan siapa bayi mengadakan kontak. Ibu bisa, lewat tindak tanduknya terhadap bayi, membantu dan mengembangkan minat sosial, atau dia dapat mengubah atau menghalangi perkembangannya. (Tentu saja, pengaruh ini tergantung, Adler telah mencatat, pada bagaimana anak menginterpretasikan kelakuan ibunya. Diri kreatif membentuk karakter bayi berdasarkan interpretasi ini.)
Ibu harus mengajari anak kerjasama, hubungan persahabatan, dan keberanian, konsep Adler dipertimbangkan untuk menjadi hubungan yang sangat erat. Anak (dan nanti saat dewasa) yang menganggap hal lain dengan permusuhan dan kecurigaan akan menemui masalah kehidupan dengan tingkah laku yang sama.. Anak dengan tanpa perasaan dari minat sosial akan menjadi orang dari masyarakat yang tidak menyenangkan seperti neurotic, criminal, orang jahat, dan sebagainya.

Gaya Hidup sosial


Gaya Hidup sosial
Manusia hanya punya satu tujuan utama superioritas atau perfeksion tapi ada banyak tingkah laku spesifik yang digunakan individu untuk mengusahakan tujuan itu. Kita menunjukkan usaha kita dengan cara yang berbeda-beda. Setiap dari kita mengembangkan pola tingkah laku, karakteristik, dan kebiasaan yang unik untuk mencapainya. Dengan kata lain setiap orang mengembangkan gaya hidup yang berbeda. Untuk memahami bagaimana gaya hidup berkembang, kita harus kembali pada konsep perasaan inferior dan kompensasi.
Setiap hal yang kita lakukan dibentuk dan dijelaskan oleh gaya hidup kita yang unik; itu akan menentukan aspek apa yang akan kita pegang dalam lingkungan. Gaya hidup dipelajari dari interaksi sosial pada masa awal kehidupan. Menurut Adler, gaya hidup dibentuk pada umur 4-5 tahun yang kemudian akan sulit diubah.
Gaya hidup juga dibentuk menjadi kerangka yang mengarahkan perilaku berikutnya. Sifat dasar gaya hidup akan bergantung pada urutan kelahiran dan pada sifat relasi orang tua anak.
Dalam berbagai tulisannya, Adler menggunakan istilah yang sama artinya dengan gaya hidup; kepribadian, individualitas, dan the self. Tapi apapun istilah yang digunakan, dalam tulisannya selanjutnya terdapat kepercayaan bahwa gaya hidup (the self) diciptakan oleh individu. Orang-orang menciptakan self mereka ketimbang dibentuk secara pasif oleh pengalaman masa anak-anak. Pengalaman itu sendiri tidak begitu penting seperti sikap seseorang terhadapnya. Adler menuliskan bahwa orang “tidak menghubungkan dirinya dengan dunia luar dalam kelakuan yang ditetapkan sebelumnya… Dia menghubungkan dirinya selalu berdasarkan interpretasi terhadap dirinya sendiri.” Adler berpendapat bukan hereditas atau lingkungan yang menentukan kepribadian. Tetapi, cara kita mengalami pengaruh-pengaruh ini (“interpretasi yang dibuat terhadap pengalaman tersebut”) menyediakan dasar konstruksi kreatif bagisikap kita terhadap kehidupan.
Dengan kata lain, Adler berpendapat eksistensi kebebasan individu akan mengijinkan tiap orang membuat sendiri gaya hidup yang paling cocok diluar kemampuan dan pengalaman yang didapat dari lingkungan dan hereditas. Walaupun belum jelas bagaiamana self kreatif ini bekerja, Adler bersikeras gaya hidup kita tidak ditentukan untuk kita; kita bebas memilih dan menciptakan self-self kita sendiri. Pertama diciptakan, gaya hidup menyisakan nilai yang konstan sepanjang hidup dan merupakan karakter dasar kita yang menjelaskan sikap dan perilaku kita terhadap masalah diluar.

ALFRED ADLER (Tokoh Psikologi Humanistik)


Alfred Adler dilahirkan pada 7 February 1870 di Rudolfsheim, Vienna, Austria. Beliau berasal dari keluarga Yahudi kelas pertengahan. Beliau berbangsa Yahudi, namun beliau tidak dibesarkan dalam kebudayaan masyarakat Yahudi. Beliau menganuti kepercayaan Protestant.
Adler merupakan anak kedua daripada 6 adik-beradik. Beliau mempunyai seorang abang yang bernama Sigmund. Semenjak dari kecil, Adler sering dibanding-bandingkan dengan abiliti abang sulungnya. Adler berasa cemburu dengan abangnya yang sentiasa dibanggakan dalam pencapaian prestasi. Lagipula, Adler tidak mampu untuk bergiat aktif sepertimana kakaknya, Sigmund karena beliau telah didiagnosa menghidap penyakit Pneumonia ketika berumur baru 5 tahun. Lebih menyedihkan, doktor pula mengesahkan penyakit Adler adalah kronik dan sukar dirawat.
Menurut Adler, masalah dalam kehidupan selalu bersifat sosial. Fungsi yang sehat bukan hanya mencintai dan bekerja, melainkan merasakan kebersamaan dengan orang lain dan mempedulikan kesehjateraan mereka. Beberapa prinsip penting dalam teori Adler adalah sebagai berikut:
Setiap orang berjuang untuk mencapai superioritas atau kompetensi personal
Setiap orang mengembangkan gaya hidup dan rencana hidup yang sebagian disadar atau direncanakan dan sebagian tidak disadari.
Gaya hidup seseorang mengindikasikan pendekatan yang konsisten pada banyak situasi.
Rencana hidup dikembangkan berdasarkan pilihan seseorang dan mengarah pada tujuan yang diperjuangkan seseorang untuk dicapai
Kualitas kepribadian yang sehat adalah kapasitas untuk mencapai “fellow feeling” atau Gemeinschaftgefuhli, yang fokus pada kesehjateraan orang lain. Adler menyebunya minat sosial.

Kepribadian yang menyimpang (TLSS)menurut Alfred


Kepribadian yang menyimpang (TLSS)menurut Alfred
Sebab utama TLSS adalah perasaan FOI yang amat sangat yang ditimbulkan oleh:
  1. Cacat mental atau fisik
  2. Penganiayaan oleh orang tua
  3. Penelantaran.
Apabila ketiga hal diatas dibesar-besarkan maka FOI akan semakin berkembang. TLSS adalah hasil dari pengaruh lingkungan, yang pada umumnya berawal dari tingkah laku orang tua sewaktu masih kanak-kanak. Apabila pada diri individu berkembang situasi tegang karena memuncaknya perasaan FOI, maka TLSS mulai berkembang:
Upaya mengejar superioritas yang berlebihan.
  • (a)terlalu keras, hingga menjadi kaku (rigid).
  • (b)Perfeksionistik tidak wajar.
Sosial interes terganggu.
  • Hubungan sosial tidak mengenakkan.
  • Mengisolasi diri (selfish). Prayitno (1998:52).
Tujuan Konseling
Tujuan konseling adalah membantu klien menstrukturkan kembali masalahnya dan menyadari life style (LS) serta mengurangi penilaian yang bersifat negatif terhadap dirinya serta perasaan-perasaan inferioritasnya. Kemudian membantu dan dalam mengoreksi persepsinya terhadap lingkungan, agar klien bisa mengarahkan tingkah laku serta mengembangkan kembali minat sosialnya. Hal ini dilakukan bertujuan membentuk gaya hidupnya yang lebih efektif. Prayitno (1998:52).
Proses dan Teknik Konseling
Proses konseling diarahkan oleh konselor untuk mendapatkan informasi-informasi berkaitan dengan masa sekarang dan masa lalu sejak klien berusia kanak-kanak. Mulai dari mengingat komponen-komponen dalam keluarga, keanehan-keanehan prilaku yang terjadi didalam keluarga, sampai hal yang spesifik. Hal ini sangat membantu konselor dalam menghimpun informasi serta menggali feeling of inferiority (FOI) klien..Teknik yang digunakan oleh konselor adalah membangun hubungan yang baik dengan klien. Prayitno (1998:52)
Kharakteristik konselor
(a)Untuk itu diperlukan keterampilan berkomunikasi dengan baik
(b)3 M dan Objektif
Contohnya
Klien yang mengalami kekurangan/kelebihan salah satu organ tubuh. Misalnya; jari tangan kanan berjumlah tujuh. Hal ini mengakibatkan klien merasa rendah diri, dan merasa dirinya aneh jika dibandingkan dengan teman-teman dilingkungannya.

Hakekat Manusia sebagai makhluk sosial

Hakekat Manusia sebagai makhluk sosial
Adler berpendapat bahwa manusia pertama-tama dimotivasikan oleh dorongan-dorongan sosial. Menurut Adler manusia pada dasarnya adalah mahluk sosial. mereka menghubungkan dirinya dengan orang lain, ikut dalam kegiatan-kegiatan kerja sama sosial, menempatkan kesejahteraan sosial diatas kepentingan diri sendiri dan mengembangkan gaya hidup yang mengutamakan orientasi sosial. Calvin S. Hall dan Gardner dalam A. Supratiknya (1993:241)
Manusia tidak semata-mata bertujuan untuk memuaskan dorongan-dorongannya, tetapi secara jelas juga termotivasi untuk melaksanakan:
a. Tanggung jawab sosial
b. Pemenuhan kebutuhan untuk mencapai sesuatu.
Perkembangan Kepribadian
Struktur kepribadian
  1. Dasar kepribadian terbentuk pada usia empat sampai dengan lima tahun.
  2. Pada awalnya manusia dilahirkan Feeling Of Inferiority (FOI) yang selanjutnya menjadi dorongan bagi perjuangannya kearah Feeling Of Superiority (FOS).
  3. Anak-anak menghadapi lingkungannya dengan kemampuan dasarnya dan menginterpretasikan lingkungan itu.
  4. Dalam pada itu sosial interest-nya pun berkembang
  5. Selanjutnya terbentuk Life Style (LS) yang unik untuk masing-masing individu (human individuality) yang bersifat :
·         Self-deterministik.
·         Teleologis.
·         Holistik.
·         Sekali terbentuk Life Style (LS) sukar untuk berubah. Perubahan akan membawa kepedihan. Prayitno (1998:51).
Kepribadian yang normal (sehat).
Freud memandang komponen kehidupan yang normal/sehat adalah kemampuan “mencintai dan berkarya”, namum bagi Adler masalah hidup selalu bersifat sosial. Fungsi hidup sehat bukan hanya mencintai dan berkarya, tetapi juga merasakan kebersamaan dengan orang lain dan memperdulikan kesejahteraan mereka. Motivasi dimotivasi oleh dorongan sosial, bukan dorongan seksual. Cara orang memuaskan kebutuhan seksual ditentukan dengan oleh gaya hidupnya.
Dorongan sosial adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir, meskipun kekhususan hubungan dengan orang dan pranata sosial ditentukan oleh pengalaman bergaul dengan masyarakat. Rincian pokok teori Adler mengenai kepribadian yang normal/sehat adalah sebagai berikut:
  1. Satu-satunya kekuatan dinamik yang melatarbelakangi aktivitas manusia adalah perjuangan untuk sukses atau menjadi superior.
  2. Persepsi subjektif individu membentuk tingkah laku dan kepribadian
  3. Semua fenomena psikologis disatukan didalam diri individu dalam bentuk self.
  4. Manfaat dari aktivitas manusia harus dilihat dari sudut pandang interes sosial
  5. Semua potensi manusia dikembangkan sesuai dengan gaya hidup dari self.
  6. Gaya hidup dikembangkan melalui kreatif individu. Alwisol (2006:78)

Teori Psikologi Individual Adler Teori Psikologi Individual Adler


Teori Psikologi Individual Adler

iBerbeda secara tajam dengan pandangan Freud bahwa tingkah laku manusia di dorong oleh insting- insting yang di bawa sejak lahir dengan aksioma pokok. Adler berpendapat bahwa manusia pertama-tama dimotivasikan oleh dorongan-dorongan sosial. Dorongan sosial adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir, meskipun tipe-tipe khusus berhubungan dengan orang dan pranata-pranata sosial yang berkembang di tentukan oleh corak masyarakat tempat orang itu dilahirkan.
Ciri- Ciri teori Adler:
1. Adler menekankan minat sosial.
2. Konsep Adler mengenai konsep diri yang kreatif.
3. Tekanannya pada keunikan kepribadian.
Isi segi pandangan Adler adalah sebagai berikut:
1. Finalisme Fiktif. Manusia hidup dengan banyak cita- cita yang semata- mata bersifat fiktif, yang tidak ada padanannya dalam kenyataan. Adler menemukan ide bahwa manusia lebih dimotivasikan oleh harapan- harapannya tentang masa depan dari pada pengalaman- pengalaman masa lampaunya. Adler tidak percaya pada nasib maupun takdir, bentuk perjuangan cita- cita yang mempengaruhi tingkah laku sekarang.
2. Perjuangan Ke Arah Superioritas. Adler menggantikan “ hasrat akan kekuasaan” dengan “perjuangan ke arah superioritas”. Ada 3 tahap dalam pemikiran Adler tentang tujuan final manusia, yakni: menjadi agresif, menjadi berkuasa, dan menjadi superior. Superior yang dimaksudkan Adler adalah sesuatu yang sangat mirip dengan konsep Jung tentang diri atau konsep aktualisasi diri dari Goldstein. Superior adalah perjuangan menuju ke arah kesempurnaan. Dari lahir sampai mati , perjuangan ke arah superioritas itu membawa sang pribadi ke satu tahap perkembangan ke perkembangan berikutnya yang lebih tinggi. Misalnya orang yang neurotik, memperjuangkan harga diri dan kekuasaan dengan kata lain menonjolkan egoistik , sedangkan orang normal memperjuangkan tujuan yang terutama bersifat sosial.
3. Perasaan Inferioritas dan Kompensasi. Perasaan inferior yakni perasaan yang muncul akibat kekurngan psikologis atau sosial yang dirasakan secara subjektif maupun perasaan yang muncul dari kelemahan atau cacat tubuh nyata. Selanjutnya Adler mengamati orang yang mempunyai organ cacat sering kali berusaha mengkompensasikan kelemahan itu dengan jalan memperkuatnya denga latihan intensif. Adler menyatakan bahwa perasaan inferioritas bukan suatu pertanda abnormalitas, melaikan bentuk penyempurnaan dalam kehidupan manusia.
4. Minat Kemasyarakatan. Menurut arti yang terdalam, minat sosial berupa individu membantu masyarakat mencapai tujuan terciptanya masyarakat yang sempurna. Minat sosial merupakan kompensasi sejati dan tak dapat dielakkan bagi semua kelemahan alamiah manusia. Adler yakin bahwa minat sosial adalah bawaan, manusia adalah makhluk sosial menurut kodratnya, bukan karena kebiasaan belaka.. Kecenderungan yang di bawa sejak lahir tidak bisa muncul secara spontan, tetapi harus ditumbuhkan lewat bimbingan dan latihan. Manusia dimotivasikan oleh minat sosial bawaan yang menyebabkan dia menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.
5. Gaya Hidup. Inilah slogan dari kepribadian Adler. Gaya hidup adalah prinsisp sistem dengan mana kepribadian individual berfungsi. Itulah prinsip yang menjelaskan keunikan seseorang. Gaya hidup terbentuk sangat dini pada masa anak- anak pada usia 4 atau 5 tahun, sejak itu pengalaman- pengalaman diasimilasikan dan digunakan sesuai gaya hidup yang unik. Gaya hidup sebagian besar ditentukan oleh inferioritas khusus, entah kayalan atau nyata yang dimiliki seseorang. Gaya hidup merupakan kompensasi dari suati inferioritas khusus. Apabila anak memiliki kelemahan fisik maka gaya hidup akan berwujud melakukan hal agar fisik kuat.
6. Diri Kreatif. Konsep ini merupakan puncak prestasi Adler sebagai teroritikus kepribadian. Diri kreatif merupakan jembatan antara stimulus- stimulus yang menerpa seseorang dan respon- respon yang diberikan orang yang bersangkutan terhadap stimulus itu. Pada hakikatnya , doktrin tentang diri kreatif itu menyatakan bahwa manusia membentuk kepribadiannya sendiri. Manusia membagun kepribadiannya dari bahan mentah hereditas dan pengalaman.
7. Penelitian Khas dan Metode Penelitian. Observasi empiris Adler dilakukan di likunga terapeutik, dan paling banyak berupa rekonstruksi tentang masa lampau sebagai mana diingat oleh pasien dan penilaian- penialaian atas tingkah laku sekarang berdasarkan laporan- lapora verbal.
8. Urutan Kelahiran dan Kepribadian. Sejalan dengan perhatiannya terhadap penentu sosial kepribadian, Adler mengamati bahwa kepribadian anak sulung , anak tengah dan anak bungsu dalam satu keluarga akan berlainan. Anak pertama mendapat banyak perhatian sampai anak kedua lahir, kemudian dia harus diturunkan dari posisi yang menyenangkan itu , harus membagi kasih sayang orang tua dengan bayi yang baru lahir.hal ini menyebabkan anak sulung bertingkah laku macam-macam, seperti membenci orang lain dan merasa tidak aman.Apabila orang tua bijal anak sulung akan menjadi anak yang bersifat melindungi dan bertangguang jawab.
Ciri anak kedua/ tengah adalah ambisius. Ia cenderung memberontak atau iri, tetapi pada umumnya ia dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik di banding kakak atau adiknya.
Anak bungsu adalah anak yang dimanjakan , kemungkinan besar dia menjadi anak yang mengandung masalah dan menjadi orang dewasa yang neurotikyang tidak mampu menyesuaikan diri.
9. Ingatan-Ingatan Awal. Ingatan paling awal yang dapat dilaporkan seseorang merupakan kunci penting untuk memahami gaya hidup dasarnya. Misalnya, ingatan seorang pemuda yang dirawat karena menderita kecemasan berat, ia mengenang kembali suatu peristiwa di masa lampau sebagai berikut: “Ketika saya berusia kira-kira 4 tahun, saya duduk di jendela dan meperhatikan sejumlah pekerja membangun sebuah rumah di seberang jalan, sementara ibuku merajut kaos kaki.” Ingatan itu menunjukkan bahwa ketika masih kecil ia dimanjakan, dan fakta bahwa ia suka memperhatikan orang lain menunjukkan gaya hidupnya adalah seorang penonton, bukan partisipan. Ingatan-ingatan awal kini digunakan sebagai teknik proyektif.
10. Pengalaman Masa Kanak-Kanak. Ada tiga faktor penting jenis-jenis pengaruh awal yang mengakibatkan anak mudah tergelincir ke dalam gaya hidup yang salah, yaitu :
a. Anak-anak yang memiliki inferioritas-Inferioritas. Anak-anak yang memiliki kelemahan fisik atau jiwa menanggung beban berat dan mungkin merasa kurang mampu menghadapi tugas-tugas kehidupan. Mereka seringkali menganggap dirinya sebagai orang-orang yang gagal. Banyak orang terkemuka mulai hidup dengan menderita suatu kelemahan organik yang kemudian dikompensasikan.
b. Anak-anak yang dimanjakan. Anak-anak yang dimanjakan tidak mengembangkan perasaan sosial. Mereka menjadi orang lalim yang mengharapkan masyarakat menyesuaikan diri dengan keinginan-keinginan yang berpusat pada diri mereka sendiri.
c. Anak-anak terlantar. Anak-anak yang diperlakukan secara buruk pada masa kanak-kanak aakan menjadi musuh masyarakat ketika mereka menjadi dewasa. Gaya hidup mereka dikuasai oleh kebutuhan untuk balas dendam. Ketiga keadaan ini – kelemahan organik, pemanjaan, dan penolakan – menimbulkan konsepsi-konsepsi yang salah tentang dunia dan mengakibatkan suatu gaya hidup yang patologis.
Sumber Referensi:
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
S. Hall., Calvin dan Gardner Lindzey, Supratiknya A. (Ed.). 1995. Psikologi Kepribadian 1: Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Kanisius